Jenis-Jenis Bahaya di Tempat Kerja

Dengan mengenal dan memperkirakan bahaya-bahaya apa saja yang mungkin timbul di tempat kerja

Beberapa jenis bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja antara lain:

  • Bahaya Kerja Kimia: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Fisik: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Ergonomi: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Biologi: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Psikologi: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Ergonomi: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Fisik: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Kimia: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Biologi: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya
  • Bahaya Kerja Psikologi: Risiko terjadinya kebocoran, terbakar, atau terbangun bahan kimia yang berbahaya

Dengan mengenal dan memperkirakan bahaya-bahaya apa saja yang mungkin timbul di tempat kerja, perusahaan dapat membentuk sistem K3 yang efektif dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja.

Jenis-Jenis Bahaya di Tempat Kerja
Jenis-Jenis Bahaya di Tempat Kerja. Foto: Photo by Josue Isai Ramos Figueroa on Unsplash

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahaya di tempat kerja antara lain:

Mengidentifikasi bahaya: Mengidentifikasi bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja, seperti risiko terjadinya kebakaran, terjadinya kebocoran, atau terjadinya kecelakaan kerja

  • Mengendalikan bahaya: Mengendalikan bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja, seperti membatasi akses ke area yang berbahaya, menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, atau mengatur lingkungan kerja
  • Melakukan penilaian risiko: Melakukan penilaian risiko untuk mengetahui tingkat risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja, seperti risiko tinggi, risiko sedang, atau risiko rendah
  • Mengidentifikasi tindakan yang dapat dilakukan: Mengidentifikasi tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, mengatur lingkungan kerja, atau mengatur peralatan yang digunakan
  • Melakukan pelatihan K3/HSE: Melakukan pelatihan K3/HSE untuk memahami dan mengatasi risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja
  • Mengawasi dan mengendalikan SMK3: Mengawasi dan mengendalikan sistem manajemen K3 (SMK3), yang merupakan sistem yang mencakup segala aspek dari K3, mulai dari identifikasi risiko, kontrol risiko, sampai dengan pengawasan dan pengendalian
  • Mengadakan periode pemeriksaan: Mengadakan periode pemeriksaan untuk memeriksa keadaan lingkungan kerja dan peralatan yang digunakan, serta mengidentifikasi bahaya baru atau bahaya yang belum diendalikan
  • Melaporkan bahaya: Melaporkan bahaya yang ditemukan kepada pihak yang berwenang, seperti manajer atau tim K3, untuk mengendalikan bahaya tersebut

Dengan mengatasi bahaya di tempat kerja dengan cara tersebut, perusahaan dapat membentuk sistem K3 yang efektif dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja.